Profil Desa Tresnorejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Tresnorejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Tresnorejo di Kecamatan Petanahan, Kebumen, bertransformasi menjadi pusat agrowisata inovatif melalui program "Kampung Anggur". Dengan dukungan pemerintah desa dan BUMDes, desa ini mengembangkan potensi ekonomi lokal dan memperkuat ketahanan pangan w
-
Inovasi Agrowisata
Desa Tresnorejo menjadi pionir pengembangan "Kampung Anggur" di Kebumen, mengubah pekarangan warga menjadi lahan produktif bernilai ekonomi tinggi.
-
Pemberdayaan Berbasis Komunitas
Inisiatif ini digerakkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) dan BUMDes Mitra Jaya yang secara aktif melibatkan partisipasi seluruh warga, dari penyediaan bibit hingga pengelolaan.
-
Potensi Terintegrasi
Selain anggur, desa ini memiliki potensi budaya seperti tradisi Merdi Bumi dan kesenian lokal yang kuat, serta didukung sektor pertanian lain yang menopang kehidupan masyarakat, membuka peluang pariwisata terpadu.

Terletak di wilayah pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Desa Tresnorejo, Kecamatan Petanahan, menjelma menjadi sebuah contoh nyata bagaimana inovasi dan partisipasi komunitas dapat mendorong kemajuan ekonomi lokal. Melalui sebuah inisiatif ambisius yang digagas oleh pemerintah desa, Tresnorejo kini dikenal luas sebagai perintis "Kampung Anggur", sebuah program yang tidak hanya bertujuan meningkatkan pendapatan warga tetapi juga menciptakan ikon desa yang unik dan berdaya saing. Inisiatif ini berhasil menarik perhatian pemerintah daerah dan menjadi model pengembangan ekonomi berbasis potensi asli desa.
Program ini lahir dari sebuah musyawarah desa pada akhir tahun 2020, di mana tercetus ide untuk memanfaatkan lahan pekarangan warga yang belum termanfaatkan secara optimal. Dipilihnya tanaman anggur bukan tanpa alasan. Buah ini dianggap memiliki nilai jual yang tinggi dan digemari oleh masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Visi ini kemudian dieksekusi secara terstruktur melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Jaya, yang menjadi motor penggerak utama dalam realisasi program "Kampung Anggur".
Letak Geografis dan Kondisi Demografis
Desa Tresnorejo secara administratif merupakan salah satu dari 21 desa yang berada di wilayah Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini berlokasi pada koordinat 7°43′1″S 109°34′35″E. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Tresnorejo yaitu sekitar 1,41 kilometer persegi (km2). Dengan luas tersebut, desa ini menampung jumlah penduduk sebanyak 1.212 jiwa, menghasilkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 860 jiwa per kilometer persegi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen menunjukkan bahwa Tresnorejo merupakan salah satu desa dengan populasi penduduk terkecil di Kecamatan Petanahan, sebuah fakta yang turut memengaruhi alokasi dana desa dan skala pembangunan infrastruktur.
Secara geografis, wilayah Kecamatan Petanahan memiliki batas-batas yang jelas. Di sebelah utara, kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Sruweng dan Adimulyo. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Klirong, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Puring. Adapun batas sebelah selatan ialah Samudra Hindia, yang memberikan karakter pesisir pada iklim dan sebagian potensi alam di wilayah sekitarnya. Letak ini menempatkan Desa Tresnorejo di kawasan dataran rendah dengan kondisi lahan yang potensial untuk kegiatan pertanian.
Pemerintahan Desa dan Inovasi Kelembagaan
Pemerintahan Desa (Pemdes) Tresnorejo di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Sutowo, memegang peranan sentral sebagai inisiator dan fasilitator utama program "Kampung Anggur". Visi pemerintah desa untuk menciptakan ikon baru bagi Tresnorejo menjadi landasan bagi lahirnya gerakan penanaman anggur massal. Dalam sebuah kesempatan, Sutowo menegaskan pentingnya memiliki sebuah ciri khas yang dapat mengangkat nama desa di tingkat yang lebih luas.
"Kami ingin Desa Tresnorejo memiliki ikon yang dikenal oleh masyarakat dan bisa menjadi desa wisata. Memilih mengembangkan anggur karena banyak digemari masyarakat dan memiliki harga jual tinggi sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat," ungkap Sutowo kepada media beberapa waktu lalu.
Untuk merealisasikan visi tersebut, Pemdes menggandeng BUMDes Mitra Jaya sebagai pelaksana teknis. Kolaborasi ini merupakan contoh sinergi kelembagaan yang efektif di tingkat desa. BUMDes Mitra Jaya bertugas mengelola pengadaan bibit, mendistribusikannya kepada warga, hingga membangun infrastruktur pendukung. Pada tahap awal program, BUMDes mengalokasikan anggaran untuk 1.000 pohon anggur yang dibagikan kepada warga. Bahkan, setiap keluarga diwajibkan menanam minimal dua pohon di pekarangan rumah mereka sebagai bentuk komitmen bersama. Tak hanya itu, BUMDes juga mendirikan sebuah laboratorium mini untuk melakukan uji coba media tanam dan pengembangan varietas anggur yang paling cocok dengan kondisi tanah setempat, menunjukkan keseriusan dalam mengelola program ini secara profesional dan berkelanjutan.
Potensi Ekonomi: Agrowisata Anggur dan Penopang Lainnya
Urat nadi perekonomian Desa Tresnorejo kini semakin berdenyut kencang berkat pengembangan agrowisata "Kampung Anggur". Inisiatif ini berhasil mengubah lahan pekarangan yang sebelumnya kurang produktif menjadi kebun-kebun anggur yang tertata rapi. Berbagai jenis anggur, baik varietas lokal maupun impor seperti Caroline, Red Master, Moondrop, Trans dan Dixon, dibudidayakan oleh warga. Keberhasilan panen perdana di Dukuh Clebok, yang berhasil menghasilkan sekitar 25 kilogram anggur, menjadi bukti nyata bahwa lahan di Tresnorejo sangat potensial untuk komoditas ini.
Pengelolaan kebun anggur ini juga mengedepankan prinsip organik. Sumarmo Agus Setiono, salah seorang pengurus BUMDes Mitra Jaya, menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik menjadi pilihan utama untuk menjaga kualitas buah dan kelestarian lingkungan. Selain menjual buah segar, BUMDes juga menyediakan bibit anggur berkualitas bagi masyarakat atau pengunjung yang tertarik untuk membudidayakannya, dengan rentang harga bervariasi tergantung jenisnya. Untuk menunjang daya tarik wisata, dibangun pula sebuah lorong anggur sepanjang 100 meter yang menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto dan menikmati suasana kebun.
Potensi ini mendapat pengakuan langsung dari Bupati Kebumen, H. Arif Sugiyanto, S.H., saat berkunjung dalam program "Mubeng Kebumen" pada akhir 2021. "Warga di sini ramai-ramai menanam anggur. Ini jika dikelola lebih serius lagi, bisa melahirkan desa wisata agrobisnis," ujar Bupati. Beliau juga menyoroti potensi lain yang dapat dipadukan menjadi satu paket wisata menarik.
Di luar anggur, masyarakat Desa Tresnorejo juga bergantung pada sektor pertanian dalam arti luas. Sebagai bagian dari Kecamatan Petanahan, desa ini berada di lingkungan agraris di mana komoditas seperti kelapa sangat dominan. Produk turunan seperti gula kelapa menjadi salah satu sumber pendapatan tradisional. Selain itu, tanaman hortikultura lain seperti sayur-mayur dan buah-buahan turut ditanam warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun dijual ke pasar lokal.
Kehidupan Sosial dan Kekayaan Budaya
Kehidupan masyarakat di Desa Tresnorejo masih sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan tradisi. Semangat gotong royong, yang menjadi modal utama keberhasilan program "Kampung Anggur", tercermin dalam keseharian warga. Keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap program pembangunan menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dan rasa kepemilikan komunal yang kuat.
Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini yaitu upacara "Merdi Bumi" atau sedekah bumi. Acara ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan karunia yang diberikan Tuhan. Biasanya, perayaan ini diisi dengan berbagai kegiatan adat, doa bersama, dan pementasan seni tradisional. Pada Januari 2022, misalnya, Desa Tresnorejo menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Eko Suwaryo sebagai puncak acara Merdi Bumi.
Selain wayang kulit, desa ini juga memiliki kekayaan seni lain seperti jamjaneng dan kuda kepang (ebleg). Adanya sebuah "Rumah Tari" menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar dan melestarikan kesenian lokal. Bupati Kebumen pun melihat kekayaan budaya ini sebagai aset tak ternilai yang dapat diintegrasikan dengan agrowisata anggur untuk menciptakan pengalaman wisata yang holistik dan otentik bagi pengunjung.
Penutup: Harapan Menuju Desa Mandiri dan Berdaya Saing
Desa Tresnorejo telah membuktikan bahwa keterbatasan sumber daya alam atau skala wilayah yang kecil bukanlah halangan untuk berinovasi. Dengan kepemimpinan yang visioner, kelembagaan desa yang solid, dan partisipasi aktif dari masyarakat, Tresnorejo berhasil membangun fondasi ekonomi baru yang menjanjikan melalui agrowisata "Kampung Anggur". Inisiatif ini tidak hanya membuka peluang ekonomi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan melestarikan budaya lokal.
Ke depan, tantangan utama ialah menjaga keberlanjutan program ini dan terus melakukan inovasi agar tetap relevan dan berdaya saing. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah kabupaten dan promosi yang lebih gencar diharapkan dapat membawa "Kampung Anggur" Tresnorejo ke panggung yang lebih luas, menarik lebih banyak wisatawan, dan pada akhirnya mewujudkan cita-cita menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan menginspirasi.